Apa salah menjadi idealis?

Idealism is the doctrine that ideas, or thought, make up either the whole or an indispensable aspect of any full reality, so that a world of material objects containing no thought either could not exist as it is experienced, or would not be fully “real.”

Itulah pengertian idealisme seperti yang aku baca di Wiki. Seseorang yang lain berkata:

… merujuk Merriam-Webster Online Dictionary untuk mencari definisi ‘idealis’.

  • seorang yang mengikuti satu teori atau idealisme falsafah
  • seorang penulis atau artis yang menyokong atau mengamalkan idealisme dalam seni atau tulisannya
  • seorang yang dipandu oleh idealisme, terutamanya seorang yang meletakkan idealisme sebelum pertimbangan praktikal.

Sangat beragam pengertian dari sebuah kata idealisme, yang pelakunya sering kita sebut sebagai idealis. Lalu, apa masalahnya?

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang anak manusia biasanya memiliki prinsip hidup yang dia pergunakan sebagai alat “benchmarking” terhadap apa yang dia hadapi sehari-hari. Kenyataan sebagai seorang mahasiswa di bangku kuliah dulu, terutama bagi mahasiswa yang masa kuliahnya bersamaan dengan derap reformasi, idealisme dan idealis seolah merekat kuat dalam kehidupan. Sesuatu yang kita anggap salah selalu kita kecam, terlepas dari perilaku buruk mahasiswa yang mempersiapkan contekan menjelang ujian atau mangkir.

Hal di atas adalah idealisme dalam ranah lain, di luar cakupan filosofis. Idealisme seperti mahasiswa tadi adalah idealisme yang berkaitan dengan standar moral. Bila kita merujuk ke pengertian idealis seperti kata Merriam-Webster Online Dictionary, seseorang yang mengikuti suatu teori atau falsafah (paham) adalah seorang idealis, di mana orang ini akan menjadi idealis yang membawa pemikiran sesuai yang dipahaminya jika bertemu seorang idealis dari ‘aliran’ lain. Ini lebih condong kepada filsafat. Tapi, sesuai dengan pengertian lain idealis non filosofis, aku menulis ini sesuai dengan pengertian orang awam yang melihat idealis sebagai seseorang yang melawan mainstream, baik dari pikiran maupun perbuatan sesuai dengan standar norma dan moral yang ada.

Waktu aku lulus kuliah, Bapak selalu mewanti-wanti anaknya akan pentingnya suatu idealisme. Kenapa? Karena sebagai manusia biasa, tentunya di saat kita menghadapi realita/kenyataan, maka akan ada kecenderungan untuk ikut dalam arus yang ada. Sesuai dengan peribahasa Jawa “..ngeli tur ora keli..”, ikut arus tapi tidak sampai terseret, maka meskipun idealisme kita tergerus, maka setidaknya masih ada setetes idealisme dalam pikiran dan tindakan kita. Ambil contoh sebuah gelas yang terisi air, yang dianalogikan sebagai timeline atau rentang waktu kita bekerja hingga pensiun. Segelas penuh air sama dengan 35 tahun kita berkarya. Apabila idealisme kita hanya memenuhi setengah dari kapasita gelas, maka pada suatu saat air dalam gelas itu bisa habis sebelum waktunya, dan kita akan kekeringan idealisme, sehingga manusia idealis itu pada akhirnya secara total menghamba pada realita dan lingkungan yang ada.  Tapi jika kita penuhi gelas itu dengan sikap idealis yang kita bawa sewaktu masih menjadi mahasiswa, setidaknya, sekali lagi setidaknya, masih ada setetes idealisme yang tersisa pada saat kita berada di puncak karir kita. Satu tetes yang sangat berharga di tengah puncak kesuksesan sehingga kita tidak terhanyut oleh kenikmatan materi.

“Kenapa sih jadi idealis? Bikin banyak musuh aja”

Yah, itulah yang terjadi dalam lingkunganku sekarang. Juga di lingkungan lain tentunya. Di saat kita memilih untuk mempertajam visi misi “the company“, kita dibilang memperkeruh suasana. Di saat kita mempunyai niat untuk melakukan benah diri, di saat itu juga berbagai preseden bermunculan. Sedikit demi sedikit kita harus berkompromi dengan keadaan dan kenyataan. Itulah kenapa kita sedari awal harus “mengisi gelas dengan penuh”, karena pasti ada saatnya kita harus menanggalkan sedikit idealisme kita. Konsekuensi untuk menjadi idealis memang berat di tengah-tengah dunia yang pragmatis. Sedikit saja kesalahan dalam meng’ejawantah’kan idealisme, jurang lebar menganga harus kita lompati. Sekali gagal, maka selamat tinggal.

“Jadi, salah ya menjadi seorang idealis?”

Oh, tentu tidak, sepanjang kita mampu berpikir jernih dan bertindak taktis (hal yang kadang tidak bisa aku lakukan). Di kalangan non-idealis, berpikir jernih dan bertindak taktis bisa disamakan dengan berpikir licik dan bermanuver ‘cantik’. Batas antara keduanya (maksudnya, idealis dan non-idealis) sangatlah tipis, karena “para dewa” hampir tidak bisa membedakan keduanya. Namun, pertarungan akan terjadi di level bawah. Karena mempunyai standar moral yang (relatif) tinggi, kaum idealis biasanya akan tersingkirkan oleh golongan realis-non-idealis. Maka seperti ditulis di atas, “ngeli tur ora keli” bisa jadi penyelamat di tengah pertarungan yang berat sebelah. (Catatan: Ingat, prinsip yang sama juga dianut oleh golongan yang realistis, di mana ada selamat dan nikmat, di situ dia menetap).

Akhirnya, menjadi idealis, walaupun tidak salah, namun perlu sedikit melihat apa yang Om Wiki bilang,”…so that a world of material objects containing no thought either could not exist as it is experienced, or would not be fully “real.

ps.

mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan penggunaan kata idealis, realis, pragmatis, dan -is -is lainnya, karena hanya ditulis sebatas pemahaman penulis

41 komentar

  1. idealis tidak salah.. tapi idealis tanpa melihat realitas kadang2 menjadi bumerang bagi diri kita sendiri… 🙂

    setidaknya, sekali lagi setidaknya, masih ada setetes idealisme yang tersisa pada saat kita berada di puncak karir kita. Satu tetes yang sangat berharga di tengah puncak kesuksesan sehingga kita tidak terhanyut oleh kenikmatan materi.

    sepakat sekali dengan hal ini, setidaknya ada setitik idealis sehingga kita tidak terseret dalam pragmatisme.. hehehe

    sayah belom nulis tentang ini ya padahal hider saya ada tulisan ini 🙂
    *keep idealism for moving realism*
    :mrgreen:

  2. weks slah script lha hihehihieihei
    *kabur*

  3. jadi idealis kalo menurut saya kadang2 perlu malah,,soalnya itu berkenaan dengan apa yang kita percayai,kita yakini,dan kita jalankan selama ini. kalo kita jadi hepi dengan being idealis ya dijalani ajah,,

  4. Jujur y gw sndri mngkaui gw mmpnyai sfat idealis di diri gw tp knp dng sft ideals gw prsaan tmn2 gw ngucilin gw dan bahkan gw kdang mengasingkan diri gw sendiri..please help??
    Gw hrs gmn??ap prlu sfat it d hilangkan,krn mnrt gw sfat gw it yg mmbkn hdp gw pnh dng ksendirian..
    Tlg bantu…..

    1. azai putra · · Balas

      ada kalahnya kita harus memposisikan diri sebgai orang yang idealid tapi g sll.artina di suatu keadaan tertentu kita juga hrus realistis bka prakmatis

      1. yah..realistis itu kalo menurut saya ya “ngeli tur ora keli” 🙂

  5. Dan adakah kiat-kiat menghilangkan sifat tsbt?

  6. apa perbedaan antara idealis n egois

    1. naj benar
      jd apa beda egois dan idialis

  7. fajar · · Balas

    idealisme mewakili diri atau pikiran sendiri, orang harus memikirkan apa yang ada dipikiran idealis?????

    idealis berdasarkan pada peraturan yg berlaku???

    bingung??

    orang idealis disingkirkan atau menyingkirkan diri..

  8. @ erry

    idealis: dalam bertindak pun masih ada toleransi terhadap orang lain
    egois: dalam bertindak harus toleransi dengan diri sendiri 😀
    ini pendapat pribadi lho..

    @ dwiki

    lo pikir lo egois ato idealis? mari kita berkaca, kenapa kita dijauhi 😀

    @ fajar

    orang idealis harus paham falsafah jawa “ngeli tur ora keli”, idealis tidak berarti harus sendiri 😀

  9. ung.. ini buat mahasiswa ya mas?
    saya anak SMA, salahkah saya menjadi idealis?
    setelah membaca page ini saya sadar bahwa saya memang egois, bukan idealis.
    tapi salah seorang teman saya bilang saya idealis.

    pertanyaan saya pada intinya, sebagai anak SMA, salahkah saya menjadi idealis?

  10. wah..ya gak salah dong Rei..idealisme sederhana anak SMA (waktu jamanku) ya ga pernah bolos, ga pernah nyontek..dsb dsb..

    sikap “lurus” ini akan terbawa pada saat beranjak dewasa..jadi, ga salah kalo anak SMA jadi idealis, asal jangan egois yah 😀

  11. makasih mas ^^

  12. . dlu , saya jg org yg idealis . tp , lngkungan d SMA ternyta g mendukung . org yg idealis jstru malah d cuekin , d buang dr prgaulan . gtw knp ? & krn saya adlh mahluk sosial yg jg bth org lain , saya mninggalkan idealisme itu . dgn alasan saya ingin mnjalani hdp d lingkungan saya YG NORMAL ! YG KONVENSIONAL ! YG TIDAK BERBEDA DGN ORG LAIN !
    . tp , byk hal yg saya rasakn g shasrat dgn hati saya . mka’y , utk org yg memang mnganut idealisme tu , pertahanin az ! slma tu baik bwt diri kmu , & ga mrugikan org lain !
    . keep ur idealism , guys !

  13. wah! ini udah lama banget yaa postingannya sebenernya..
    anyway, nice post! x)

    http://moveonbebrave.blogspot.com/2009/05/realistis-atau-idealis-2.html

    Keep idealist (considering reality)! x)

  14. yup idealis bkn berarti egois, idealis menurutku cocok d pakai dalam perkerjaan karena kita tidak akan maju kalau selalu bergantung pada orang lain tp kita juga tidak boleh pelit untuk berbagi supaya tidak disebut egois, jika bermasyarakat ya harus sosialis donk 😀

    bagus juga nih artikel nya aq sih mau posting tp dah kedahuluan hehehehe

  15. wih, telat euy, baru nemu neh artikel ^ ^
    sedikit share neh,
    w juga, w selalu ngerasa beda dari orang lain, suatu kali sahabat terdekat w bilang w orang yang idealis, waktu w tanya ke dosen yang berlatar belakang filsafat, religi n psikologi, beliau setuju kalau w emank idealis,
    bener banget kaya yang d sebutin d atas, saat semua orang berbuat hal” yang melawan moral, w kukuh meurikeuh gak mau ngelakuin hal yang w pikir salah tersebut. w juga berani ngelawan semua hal yang w yakin itu salah, n w selalu ngejalanin apapun yang w yakinin dalam hidup, walaupun orang sekitar w mikir w tuh sok suci, dsb lah ^ ^
    semua w perjuangin n pertahanin, sampai suatu x, w bisa buktiin ke mereka, bahwa tindakan yang selama ini mereka lakukan, gak seharusnya mereka lakukan.
    dosen w bilang : lingkungan Qta butuh dan rindu akan orang” idealis
    waktu itu w pernah baca suatu posting : dari seluruh jumlah penduduk di dunia ini, hanya 25% jumlah orang idealis. Namun ternyata, 75% dari orang” yang sukses dan berhasil, adalah orang idealis.
    albert einstein idealis loh, kebanyakan para filsuf n ilmuwan juga idealis, yang gampangnya ja deh, sosok maria (sosok yang gak tau kenapa w ngefans abis d cerita tersebut ^ ^) juga ternyata sosok orang idealis.
    idealis itu pantang menyerah, yakin dan teguh dengan pendirian n apa yang selama ini dia yakini.
    orang idealis dibutuhkan, untuk mengembalikan kita semua pada moral dan budaya” yang hampir hilang.
    meski begitu, semua memang ada sisi positif n negatifnya, idealis sering dianggap sebagai orang yang sok tahu (meskipun selalu bisa diandalkan), sok suci (meskipun pada akhirnya orang” tahu ia benar), ia pun sering terkesan sombong n angkuh (meskipun sebenarnya ia tak pernah bermaksud begitu), dsb. Menurut dosen w, sosok yang dibutuhkan orang yang idealis untuk mendampingi hidupnya adalah sosok higiens. Sosok yang bisa mengimbangi sifat idealis, feminism, & gradient.

    NB : semoga berguna pengetahuan tambahan yang secuil ini ^ ^

    yang mau w tanya, sapa tau ada yang bisa jawab ^ ^
    idealis dengan perfeksionis, sama gak c?
    w c ngerasa bukan sosok yang perfeksionis, cuma emank, setiap ngelakuin apapun, selalu berusaha semaksimal mungkin, tapi kalau gak bisa yaudah ga papa ^ ^
    mank kaya gitu perfeksionis yah?!?!?

    duh, jadi kepanjangan ngetiknya ^ ^v

  16. maaf sbLum’a.. sya msi kurang faham dari arti pengertian idealis??
    apa sih yg di maksud dgn idealis?? mkasih.

  17. info laen tntng tepikal ney?di tunggu….

  18. Idealisme yang berasal… Lihat Selengkapnya dari kata ”ideal” dan ”isme” mengandung makna sebagai aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Ideliasme sendiri dapat berupa suatu patokan atau aturan dalam kehidupan seseorang yang akhirnya akan mendapatkan nilai kesempurnaan, atau pun sebagai pandangan dalam menjalani kehidupannya dimana ada nilai benar dan salah. Jadi, bisa dikatakan fungsi dari idealisme itu sendiri adalah membuat aturan dalam memandang kehidupan di dalam diri masing-masing sehingga tidak terjebak ke dalam ruang lingkup yang tidak sesuai dengan aturan atau pandangan hidupnya.Tanpa sebuah keidealisme dari seseorang dapat memicu banyaknya ketidak sesuaian dalam bermasyarakat, sehingga akan menimbulkan banyak tindakan kriminal atau pun yang melanggar norma kesusilaan. Sebagai contoh terjadinya korupsi di Indonesia, disebabkan ketidak adanya pola piker yang idealistis dengan lingkungan kerjanya. Dimana akan dihalalkannya semua tindakan yang berhubungan dengan karir atau pun pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga akan menyebabkan banyaknya tindakan pelanggaran yang merugikan individu lain.

    INGAT….jangan membentuk idealisme palsu atau dipaksakkan (“ilusi kesempurnaan” ). Idealisme membentuk karakter diri dan bertanggung jawab. Ada satu contoh kasus menarik di dalam ironi dari masyarakat yang sempurna ini : “Diantara perempatan lampu merah yang mati, semua kendaraan bermotor bergerak dalam kekacauan, dalam sekejap seluruh kendaraan yang berlawanan arah ini tidak tau harus memulai dari mana dan memutuskan untuk seenaknya menentukan arah, alhasil semua kendaraan ini macet hanya karena lampu merah di perempatan mati.”
    Dari kasus ini, mana yang anda pilih, diantara masyarakat yang tidak bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri yang berlindung di dalam “ilusi kesempurnaan” dengan masyarakat yang memegang kendali penuh atas diri mereka sendiri, dan mencoba mengerti ketidaksempurnaan dengan mempelajari kesalahan demi kesalahan? Manusia modern telah sedemikian rupa dan terbiasa diatur, sehingga untuk memutuskan bertindak, ataupun berpikir diluar dari logika kesehariannya, mereka menjadi bingung. Mereka perlu dituntun, di bimbing, disederhanakan dari kompleksitas ketidaksempurnaan mereka, agar tampak sempurna. Sekali lagi….INGAT….jangan membentuk idealisme palsu atau dipaksakkan (“ilusi kesempurnaan” ).

    1. Yang paling gampang sih, hidup sesuai yang digariskan..jauhi yang salah, tegakkan yang benar, tanpa perlu berusaha menjadi idealis.. 🙂
      Dengan begitu, kita akan menjadi diri kita sendiri, jelas tanpa paksaan, tanpa embel2 idealis, pragmatis, oportunis, ato apapun itu..

      Sampai sekarang, saya belum merasa bisa menjalankan apa yang saga pegang teguh secara 100%, tapi paling tidak, kita mulai dari yang kecil dulu, dari diri sendiri 🙂

  19. Seni memerintah manusia tidak akan pernah menjadi sebuah seni yang mendidik dan memberikan manusia inspirasi untuk memperbaharui kehidupan mereka. Penekanan dan pemaksaan hanyalah sebuah tuntunan amalan tugas-tugas statis yang menghambat inisiatif yang mustahak, serta akan menghasilkan hamba – hamba dan bukan manusia yang bebas.

    ” Kebebasan merupakan sebuah intisari kehidupan dan merupakan kekuatan penyokong perkembangan intelektual dan perkembangan masyarakat. ”

    “siapkah kamu memegang kendali atas dirimu sendiri?”

  20. Gak ada yang salah dimana pun anda berdiri – my father sayz just stay in the center … belajar dari apa yang didapatkan namun tetap pasti dengan tujuan hidupmu. Hmm itu termasuk ngeli tur ora keli juga kali yah (^_^)

  21. Mungkin saya juga termasuk tipe orang idealis, yg penting kita berpedoman pada hal2 yg benar seperti nilai2 budaya, agama, hukum dan lebih realistis.

  22. jadi inti dri idialis itu apa

    apa beda nya dengan paham² yg lain

    1. Jelas yang tau inti idealis itu ya Anda sendiri
      IMHO, idealis bukan merupakan paham/ajaran 🙂

  23. dulu guru ku pernah bilang orang yang belajar filsafat bisa mpe keluar agama?kira2 kenapa ya
    aku juga punya temen kayaknya sekarang dy terpengaruh ma temennya yang idealis mpe kadang2 kalo lagi bercanda dy bilang “akh aku mau bikin agama baru akh” apa itu faktor dari ke idealisme dy or apa ya kira2????

    1. Mendalami filsafat tanpa dasar agama, mendorong orang untuk mencampuradukkan logika dan keimanan. Pemahaman keimanan yang didasari logika akan membawa orang kepada kegilaan, karena akal manusia tidak akan menyamai wahyu-Nya

  24. gustia soraya · · Balas

    this articel is great. Org yg mendalami filsafat trutama filsafat yg trmasuk kubu ideologi tnp ada iman atau keyakinan di hatinya (yg trlepas dr logika) cenderung meragukan adanya Tuhan. Saya jg pny tmn yg atheis..

  25. gustia soraya · · Balas

    o ya, ada sdkit tambahan. Ttg idealis dan perfeksionis. Dr suatu bacaan dr google jg, yg bs sya simpulkan, bhwa perfeksionis itu merupakan cara utk mengarah pda idealis, menginginkan sgala sesuatuny dibuat smaksimal dn sesempurna kemampuan dy. Mungkin bs disebut, idealis sbgai visi, dan perfeksionis sbgai misinya,hehee mungkin ksimpulan ini ngawur, jd klo ad yg mw menanggapi dipersilakan, kt share each other aja,hehee

    1. Memang kalo disambung2, kesempurnaan itu adalah sesuatu yang ideal. Sesuatu yang ideal itu tidak akan tercapai di dunia..makanya namanya ideal. Sementara, kesempurnaan itu adalah milik Tuhan. Manusia yang mencari kesempurnaan dengan cara yang benar larinya pasti ke agama. Kaitannya dengan idealis? Orang yang mendasarkan segala tindakannya sesuai ajaran Tuhan merupakan orang yang idealis..at least itu yang saya pahami 🙂

  26. memang benar ,,tpi pda bnyk hal idealis mmang hrussejalan dgn realistis

  27. banyak orang bilang aq idealis dan selalu berpegang teguh apa yg aq pahami, apa it salah? toh aq punya dasar dan alasan yg mendukungku, tapi kenapa respon yg ku terima banyak negatif, aq jadi sdikit merasa bersalah karena aq sering menantang atasan ato tetua dengan berbagai pemahamanku, aq g segan2 mengemukakan pendapat yg kontra, aq ingin terbebas dari idealis ini, tpi smua it dilakukan dngan tidak begitu terkontrol, jika ad yg berbeda pemahaman dngan fikiranku, dengan lantang aq menentang, tidak peduli aq berhadapan dngan siapa, pastinya juga di dukung dengan dasar dan alasan ataupun bukti. aq musti gmana? aq ingin hidup seperti kebanyakan orang. 😦

    1. idealis itu relatif…harus berdasar…karena kalo nggak, justru menjelma jadi sifat keras kepala..

      orang idealis menurutku tetap harus introspeksi. bener ga sih apa yang selama ini dianggap benar itu BENAR…dan apa yang kita pahami itu belum tentu benar…meskipun ada dasar dan bukti (yang, lagi-lagi, menurut kita benar)

      orang idealis tidak selalu harus menentang..itulah prinsip “ngeli tur ora keli”

      salah adalah sifat manusia, sedangkan kebenaran adalah milik Tuhan…

      maka…selama kita berpegang di jalan Tuhan (dalam hal ini, menurut kepercayaan saya, Allah SWT), ya sudah pasti ga akan masuk ke jalan yang aneh-aneh, tanpa harus berkonfrontasi dengan orang lain..

  28. […] menjadi inceran utama bagi mereka-mereka yang mengatakan diri bahwa mereka anak yang “idealis”. Tapi hanya dengan tujuan yang rendah seperti itu, mereka hanya mendapatkan keuntungan yang […]

  29. menjadi apapun itu tidak salah, hanya saja berada di posisi yang tepat di saat yang tepat akan lebih baik.
    coba deh belajar dari pohon bambu, bukan pohon jati yang ketiup angin langsung tumbang sampai mencelakai makhluk lain di sekitarnya..
    jadilah hal yang engkau yakini selama tidak dilarang agama.

    1. setuju 🙂

    2. ini yang harus dicatat semua orang

  30. […] related topic: idealis vs realis, apa salah menjadi idealis […]

  31. купить чит для кс – чит для кс 1.6, беспалевный чит для кс 1.6

Tinggalkan Balasan ke almas Batalkan balasan